Dari Workshop Manajemen Pers SPS Pusat – Dewan Pers (1) Empat Pilar Kunci Sukses Bisnis Media

[IMG:workshop-manajemen.jpeg]

Di alam demokrasi, media (baca: pers) memang dikenal sebagai kekuatan keempat (the fourth estate), setelah (kekuatan) eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Namun dalam praksis sehari-hari, setiap perusahaan media sejatinya harus selalu menjalankan empat pilar kekuatan mereka secara profesional dan maksimal. Keempat pilar itu adalah konten, readership, sirkulasi, dan iklan. Bisa dipastikan, hanya perusahaan media yang bisa menjalani keempat pilar itu dengan optimal, maka bisnisnya akan meraih kesuksesan.

“Sayangnya, banyak pengelola media acapkali lupa empat pilar yang mereka miliki untuk dikembangkan maksimal. Hasilnya, banyak perusahaan media masih gagal menuai bisnis sukses mereka, meskipun memiliki potensi besar untuk berkembang,” ungkap Indra Jaya Sihombing, Direktur Unlimited Media Training Jakarta, kala berbicara di depan 48 peserta workshop manajemen pers dari 22 perusahaan media di kawasan Sumatera Bagian Selatan, yang diselenggarakan Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat bekerjasama dengan Dewan Pers di Palembang, Rabu (29/04/2014). Bahkan, masih Indra, banyak ditemui di lapangan, sejumlah pengelola media sulit membedakan antara sirkulasi dan readership. “Apalagi ketika dikejar apa hubungannya antara konten, sirkulasi, dan readership supaya bisa meyakinkan pengiklan untuk kemudian mengalokasikan belanja iklannya ke media tersebut,” lanjut pria yang sudah lebih dari 20 tahun berada di industri periklanan ini.

Penyelenggaraan acara selama dua hari di Palembang itu, 29 – 30 April 2014,  menandai rangkaian workshop serupa yang diorganisasikan oleh unit pendidikan SPS Pusat -- School of Media Management (SoMM) — di enam kota se-Indonesia. Kota-kota berikut yang akan menjadi tujuan acara ini adalah Surabaya (7 – 8 Mei 2014), Makassar (13 – 14 Mei 2014), Medan (21 – 22 Mei 2014), Balikpapan (3 – 4 Juni 2014), dan Bandung (10 – 11 Juni 2014).

Di Palembang, workshop SoMM bertema “Memahami Produk untuk Menguatkan Penetrasi Pasar Media”, ini  menampilkan tiga pembicara lain di luar Indra. Mereka adalah Ninok Leksono Anggota Dewan Pers Komisi Pendidikan dan Pendataan Pers. Mohammad Fahrurrozi (Head Prepaid Postpaid Corporate Brand PT Indosat), dan Toriq Hadad (Direktur Produksi Majalah TEMPO). Ketika membuka acara di hari pertama, Ninok yang menyampaikan materi seputar Profesionalisme Wartawan yang Mengacu pada Standarisasi Kompetensi Wartawan, berharap agar setiap perusahaan media benar-benar bisa memenuhi standar perusahaan dan kompetensi wartawan yang sudah ditetapkan Dewan Pers.

Sementara itu, Fahrurrozi hadir menyampaikan materi tentang Memahami dan  Membaca Keinginan Pengiklan, serta workshop Merancang Ide atau Proposal Program kepada Pengiklan. Menurutnya,  media harus mampu menjelaskan posisi pasarnya kepada pengiklan secara komprensif. “Supaya pengiklan dapat memperoleh exposure yang tepat kepada segmen pasar media itu, ketika mengkomunikasikan produk melalui sebuah media,” ujar Rozi kepada para peserta.

Toriq Hadad mengajak para peserta untuk semakin meyakini tentang upaya pengembangan bisnis baru dari pola digital yang dikembangkan penerbit media cetak belakangan ini. Menurut Toriq, peluang untuk memonetisasi produk digital sungguh terbuka lebar. Bahkan, katanya, memasuki ranah digital merupakan bagian dari nilai tambah yang dimiliki majalah TEMPO. “Tanpa nilai tambah, Tempo tidak berbeda dengan provider konten lain,” terangnya sekaligus menutup acara workshop tersebut. *** (dea/nia/asw)